Minggu, 03 Agustus 2014

E-Learning

Pengertian E-Learning Print E-mail
Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
  • Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
  • Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
  • Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
  • Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
  1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
  2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
  3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
  4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.

ebook (digital book)

pengertian e-book


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi, hal ini meyebabkan perubahan sistem maupun sikap dari individu dalam memanfaatkan teknologi. teknologi informasi banyak digunakan untuk pengelolaan pekerjaan karena daya efektivitas dan efisiensinya yang terbukti mampu mempercepat kinerja, kecepatan kinerja pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan atau omset yang masuk, baik berupa finansial maupun jaringan.
Teknologi semakin mempermudah pekerjaan manusia, terlebih seteleh kemunculan jejaring yang disebut “internet”. Penemuan internet ini menambah kekayaan media untuk mempercepat ketersedian dan pertukaran informasi keseluruh penjuru dunia.
Keluasan teknologi informasi menjadikan dunia seakan tanpa batas. Sehingga mampu melakukan pertukaran informasi serta komunikasi antar wilayah sehingga penyebaran informasi berlangsung sangat cepat. Manusia satu dengan yang lain mampu bertukar informasi kapan saja, dimana saja meski terpisah lintas jarak yang jauh.
Teknologi informasi yang kian berkembang pesat berdampak pada pola hidup manusia modern yang ingin serba cepat dalam terpenuhinya kebutuhan mereka akan informasi. Sehingga, kini bermunculan berbagai perangkat teknologi canggih yang praktis guna memenuhi antusiasme tersebut. Sepertihalnya saja elektronoc book atau yang lebih dikenal dengan singkatan e-book.
Untuk itu, penyusun menuliskan makalah ini guna mengulas lebih mendalam tentang e-book.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah yang berjudul “e-book”, yaitu:
a.      Bagaimana sejarah perkembangan e-book?
b.     Bagaimana pengertian e-book?
c.      Bagaimana jenis-jenis e-book?
d.     Bagaiamana proses pembuatan e-book?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “e-book”, yaitu:
a.      Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan e-book
b.     Mengetahui dan memahami pengertian e-book
c.      Mengetahui dan memahami jenis-jenis e-book
d.     Mengetahui dan memahami proses pembuatan e-book
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah yaitu dengan metode deskriptif, dimana menjabarkan pada bab pembahasan
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah perkembangan e-book
Menurut wikipedia  e-book (singkatan  dari electronic book, atau E-book) dikenal sebagai buku digital, merupakan e- teks  yang berbentuk media  digital  dan kadang-kadang dilindungi dengan hak cipta digital. Adapun bentuknya bisa berbentuk file pdf, word, html, txt dll. Tetapi yang terkenal biasanya e-book berbentuk file pdf yang dapat dibaca dengan program seperti acrobat reader yang dapat di download sebelumnya secara gratis.
Sebuah E-book, sebagaimana didefinisikan oleh Oxford Kamus bahasa Inggris, adalah “versi elektronik dari buku cetak yang dapat dibaca pada komputer pribadi atau perangkat genggam yang dirancang khusus untuk tujuan ini”. E-book didedikasikan bagi mereka  para  pembaca media elektronik atau perangkat e-book baik melalui komputer atau bisa juga melalui ponsel yang dapat digunakan untuk membaca buku elekronik ini.
Dengan hadirnya e-book ini para pembaca dimudahkan untuk tidak menyimpan buku-buku favoritnya dalam bentuk fisik (buku konvensional) dan juga memudahkan bagi para penulis dalam menyebarkan tulisan-tulisannya, karena melalui e-book ini seseorang tidak perlu datang ke penerbit hanya sekedar menginginkan tulisannya dapat diterbitkan. Apabila seorang penulis ingin menjual atau mempublikasikan tulisan-nya dengan adanya e-book ini merupakan salah satu jalan pintasnya dan ini berlaku juga bagi para pembaca atau pencari ilmu di internet.
File-file yang sering digunakan untuk pengemasan document tersebut sehingga bisa disebut e-book biasanya dalam format pdf, exe, doc, ppt, dan sebagainya. Yang lazim adalah pdf dan exe. Akan tetapi tidak semua file document yang berekstensi pdf atau exe disebut e-book. Seperti halnya banyak document manual / kertas yang tidak serta merta bisa disebut buku, ada yang disebut selebaran, brosur, pamflet, dan lain-lain. Maka file document  agar bisa disebut e-book tentunya harus memenuhi kaidah-kaidah penulisan buku dan tersusun dalam bentuk buku hanya saja tidak diwujudkan secara fisik (di-print).E-book berekstensi pdf (portable document format) adalah buku elektronik yang bisa dibuka dengan program-program pdf reader seperti adobe acrobat reader, foxit reader, dan semacamnya. Format pdf lebih banyak digunakan dalam pembuatan e-book karena file ini memang lebih praktis dan mudah dalam management pembuatannya. Kita dapat mengkonversi document word ke dalam pdf dengan adobe acrobat atau program lain. Kelebihan file .pdf ini adalah ukurannya filenya kecil bahkan dapat dioptimasikan untuk image-image yang di-embed di dalamnya, nyaman dibaca/diprint, dan yang paling penting ada fasilitas setting menggunakan kode sandi baik dalam pembacaan, editing, ataupun untuk dicetak.
2.2. Pengertian e-book
Sejalan dengan berkembanga e-journal, telah berkembang pula e-book. memang, pertumbuhannya tidak secepat e-journal namun perkembangan teknologi perangkat keras dan lunak saat ini memungkinkan popularitas e-book di masa depan. Pada saat ini potensinya untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar sudah diakui, namun beberapa persoalan masih menghambat perkembangan industri e-book. Salah satu masalah adalah tampilan dan antarmuka di layar yang masih merepotkan pengguna. Selain itu, ketersediaan jumlah buku dalam bentuk elektronik ini masih terbatas, sehingga tidak menarik minat perpustakaan perguruan tinggi untuk membeli. Pada umumnya e-book yang tersedia adalah fiksi.
Secara teknologi, e-book sebenarnya adalah sekumpulan teks digital. Michael Hart dan Proyek Gutenberg-nya adalah pionir yang mengupayakan penggunaan teknologi digital untuk bahan-bahan tekstual. Dia memulai proyeknya tahun 1971 dengan mendigitalkan Declaration of Independence (proklamasi kemerdekaan AS) memakai standar yang dikenal dengan nama American Standard Code for Information Interchange (ASCII). Teknologinya masih sederhana dan tanpa pertimbangan keindahan tampilan seperti yang sekarang dapat dilakukan dengan berbagai program pengolah kata. Tujuannya memang juga sederhana: menyediakan sebanyak mungkin teks digital kepada masyarakat umum. Buku yang dibuat menjadi digital kepada katagori: (a) buku sastra “ringan’ seperti Alice in Wonderland, (b) buku sastra berat seperti karya-karya Shakespeare, dan (c) buku-buku rujukan seperti almanac, ensiklopedia, dan kamus.
Setelah teknologi scanner berkembang, kepustakawanan dapat memesan replica dari buku-buku  yang sudah tidak dicetak lagi (out-of-print). Beberapa perusahan penerbitan, seperti Replica Books dan Ingram’s Lighting Source lalu mulai menyediakan teks digital atau hasil scan dari halaman-halaman buku yang sudah tidak dicetak lagi. Sewaktu teknoogi CD-ROM telah stabil, maka semakin banyak tersedia teks digital dari keseluruhan buku. Produsen mulai memanfaatkan pula teknologi temu-kembali sehingga e-book memiliki kelebihan daripada buku cetak dalam hal kemudahan mencari kata tertentu atau berpindah-pindah halaman. Namun, antarmuka dari e-book ini tetap kurang menarik dan menyulitkanpembaca menikmati isi buku senikmat kalau mereka membaca buku tercetak. Ketika kecepatan transfer di Internet meningkat, maka e-books pun disebarkan lewat ‘jalur cepat’ ini.
Perkembangan teknologi e-books ini tentu saja memerlukan berbagai praktik baru dalam kepustakawanan. Walau bagaimanapun, pustakawan harus seksama memperhatikan perkembangan e-journal dan e-books agar dapat menyusun rencana antisipatif jika suatu saat kebutuhan  nya semakin meningkat
2.3. Pembagian / jenis e-book
Adadua macam e-book yang tersedia,yaitu :
Pertama, e-book yang bersifat ‘tertutup’ dan hanya dapat dibaca dengan alat dan program khusus. Kedua, e-books yang dapat dibaca oleh berbagai peralatan digital (tidak khusus). Untuk jenis  pertama, setiap berkas hanya dapat dibaca dengan perangkat yang sudah disiapkan khusus, misalnya merek Rocket dan Softbook. Perangkat kerasnya dibuat agar mudah dibawa-bawa (portable). Tidakk hanya teks yang ditampilkan, tetapi juga bisa suara video. Sudah tentu pula, ada fasilitas temu-lkembali yang memudahkan pembaca berpindah-pindah.
Perangkat atau alat baca (e-books reader) seperti ini belum terlalu popular mengingat tingkah resolusi layarnya masih jauh lebih rendah dibandingkan resolusi kertas. Jika sebuah buku kertas mampu memberikan resolusi 1200 dpi (dots per inch) sehingga mata kita tidak lelah membaca, maka e-books seringkali hanya bisa mencapai 105 dpi atau bahkan hanya 72 dpi. Tidak heran jika para pembacanya mengeluh sering sakit kepala. Bentuk dan ukuran alat-baca yang saat ini tersedia memang sudah menyerupai buku biasa, namun mungkin agak lebih berat. Selain itu, alat ini memerlukan baterai yang usianya masih pendek, sehingga kalau lupa mengisi (charging), kita akan kesal apalagi bila sedang asyik membaca novel dan baterai nya habis maka akan mati seketika.
E-books jenis kedua yang tersedia di Internet adalah yang untuk dibaca di berbagai alat digital, mulai dari (desktop, laptop, sampai PDA (personal digital assistant). Kunci dari e-books jenis ini tentu saja adalah penggunaan bahas penyajian yang terstandar. Perusahaan-perusahaan seperti Microsoft, Glassbook, dan Librius sedang bekerja bersama National Institute of Standards and Technology untuk mencapai kesepakatan tentang standar penyajian teks untuk e-books yang dapat dibaca di segala jenis komputer. Sudah ada sebuah standar yang dapat dibaca di berbagai alat digital, yaitu Open e-book Publication Structure, terbit tahun 1999, mengombinasikan Hypertext Markup Language (HTML) dan eXtensible Markup Lannguage (XML). Dengan standar ini, masing-masing penerbit dapat membuat sebuah buku digital tanpa harus memikirkan versi berbeda untuk alat-baca yang berbeda.
Jenis e-book berdasarkan formatnya. Popularitas umumnya bergantung pada ketersediaan berbagai E-book dalam format tersebut dan mudahnya prangkat lunak yang digunakan untuk membaca jenis format tersebut diperoleh.
  1. Teks polos, teks polos adalah format paling sederhana yang dapat dilihat hampir dalam setiap prangkat lunak menggunakan komputer personal. Untuk beberapa device, format ini dapat dibaca menggunakan prangkat lunak yang harus lebih dahulu diinstal.
  2. PDF, Format PDF memberikan kelebihan dalam hal format yang siap untuk dicetak. Bentuknya mirip dengan bentuk buku sebenarnya. Selain itu terdapat pula fitur pencarian, daftar isi, memuat gambar, dan juga multimedia. 
  3. JPEG, Seperti halnya format gambar lainnya, format JPEG memliki ukuran yang besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya, oleh karena itu format ini umumnya populer bukan untuk E-book yang memilki banyak teks akan tetapi untuk jenis buku komik atau manga yang proporsinya lebih didominasi oleh gambar. 
  4. HTML, Dalam format HTML ini gambar dan teks dapat diakomodasi. Layout tulisan dan gambar dapat diatur, akan tetapi hasil dalam layar kadang tidak sesuai apabila dicetak.
Jenis-jenis e-book berdasarkan kontennya. Yang paling umum adalah tipe buku digital. Jenis buku ini adalah yang paling tradisional, biasanya jumlah halamannya ada ratusan dan isinya persis dengan buku-buku kertas. Tipe e-book ini dipilah-pilah kedalam bab dan beberapa topik dan mengandung lebih dari satu ide.
Jenis e-book berikutnya adalah manifesto atau e-book yang halamannya kurang dari seratus halaman, topik yang ada dalam e-book ini hanya satu, tidak seperti buku digital yang memiliki topik lebih dari satu.
Sedangkan jenis e-book lainnya adalah e-book bonus atau konten arsip. Jenis ini biasanya dipakai blogger/webmaster guna menarik pengunjung untuk datang ke blogg/webmasternya.
2.4. Proses pembuatan e-book
ada dasarnya e-book merupakan sistem temu balik informasi yang sangat praktis dalam penggunaan atau pemanfaatannya.
1. Tahap Persiapan
Ketika untuk mempublishkan sesuatu, tentu saja yang harus dipersiapkan pertama kali adalah naskah. Sebab naskah berisi konten/ isi dari buku yang akan di elektronikkan. Agar lebih apik, persiapkan naskah sebaik mungkin. Jika jenis naskah berupa hasil karya tulis, jangan lupa menerapkan aturan atau etika penulisan yang baik dan benar agar terhindar dari dugaan penjiplakan atau yang lebih dikenal dengan “plagiarism”.
Selain itu, untuk membuat dokumen digital beberapa persiapan perlu dilakukan agar dalam pembuatan dokumen digital dapat berlangsung lancar. Persiapan tersebut meliputi;
·       Perangkat keras
Perangkat keras yang perlu dipersiapkan diantaranya:
v Komputer
Komputer yang dapat digunakan tentunya sangat bervariasi dengan spesifikasi yang sangat standart sampai kepada komputer dengan spesifikasi baik. Dalam menyiapkan alat, perlu diperhatikan volume pekerjaan. Semakin banyak dokumen digital yang harus dikelola, maka semakin membutuhkan perangkat komputer dengan spesifikasi baik
v Alat pemindai (scaner)
Alat ini yang nantinya memindahkan naskah apabila dari bentuk cetak ke bentuk digital. Namun apabila naskah sudah berbentuk digital, tidak perlu menggunakan alat ini.
·       Perangkat lunak
Naskah yang ada dialih bentukkan kedalam format PDF. Hal ini dimaksudkan untuk mengunci dokumen agar tidak bisa dengan sembarangan dimodifikasi ataupun dicetak oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab.
Apabila menggunakan pemproses dokumen OpenOffice, maka dapat langsung menyimpan naskah e-book ke format PDF. Namun jika menggunakan Microsoft Office, menggunakan alat bantu, diantaranya: primoPDF atau FoxitPDF Creator
Perangkat lunak yang dipersiapkan berupa sistem operasi seperti windows, beberapa perangkat lunak yang diperlukan antara lain:
v Adobe acrobat (versi lengkap) untuk menghasilkan dokumen dalam format pdf
v MSWord untuk menulis dokumen yang kemudian disimpan dalam format DOC, RTF ataupun PDF
2. Pendigitalisasian data
Untuk mulai mendigitalisasikan data atau membuat dokumen PDF terdapat berbagai cara, diantaranya:
·       Membuat dokumen PDF dari MS-Word.
Melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
v Buka dokumen tersebut dengan MS-Word dengan cara meng”klik” ganda nama file tersebut. Atau dengan cara lain, buka program MS-Word. Klik file -> open -> pilih nama file yang akan dibuka kemudian di “klik”

Dokumen MS-Word yang akan diubah menjadi format pdf
v Klik menu Adobe PDF yang ada di deretan menu-menu pada MS-Word

Menu Adobe PDF pada layar MS-Word
v Pilih covert to adobe PDF
v Ketik nama file yang nantinya akan menjadi file PDF atau biarkan nama file yang ada jika kita tidak akan merubah nama file aslinya
v Tekan tombol save jika sudah


Pembuatan file PDF sedang berlangsung
v Tunggu beberapa saat sampai konversi ke file PDF dari word selesai di proses

File hasil konversi dari word ke PDF
Cara kedua untuk membuat file PDF dari file MS-Word adalah sebagai berikut :
·         Buka dokumentersebut dengan MS-Word dengan cara meng”klik” ganda nama file tersebut. Atau dengan cara lain, buka program MS-Word. Klik file->open->pilih nama file yang akan dibuka kemudian diklik
·         Dari program MS-Word, klik tombol file-> Print...(atau dari MS-Word tekan CTRL+P)
·         MS-Word akan memunculkan layar sebagai berikut

Jendela pengaturan percetakan
·         Ubah nama printernya menjadi acrobat PDFWriter kemudian tekan tombol OK

Jendela untuk memberi nama file
·         MS-Word akan mencetak file kita kedalam file PDF dengan nama file sama dengan nama file MS-Wordnya tetapi dengan extention pdf.
Membuat dokumen PDF dengan acrobat 7
Cara ini dapat digunakan bila komputer tidak terdapat MS Word atau program lain untuk membaca file asli yang kita miliki. Cara membuat dokumen PDF dengan acrobat 7, sebagai berikut :
·   Membuat dokumen PDF dari file
1)     jalankan adobe acrobat 7

Tampilan awal adobe Acrobat 7
2)     klik menu file -> create PDF ->from file
3)     cari file yang akan dirubah ke dalam format PDF (jenis file yang dapat dirubah oleh Adobe Acrobat 7 cukup banyak seperti HTML, TXT, JPEG, PNG, DOC, PUB, dan masih banyak lagi)

Jendela untuk mencari nama file yang akan diubah
4)     klik tombol open sesudah anda memilih file yang akan diubah
5)     tunggu beberapa saat sampai semua proses selesai.
·      Membuat dokumen PDF dari beragam file
1)     jalankan Adobe Acrobat 7
2)     klik menu file ->Create PDF ->From Multiple Files
3)     tekan tombol browse dan carilah salah satu jenis file yang akan ditambahkan atau dibuat file PDF nya (file bisa bereksistensi doc, jpg, gif, pdf, dan lainnya)
4)     tekan tombol add
5)     ulangi langkah 2-4 berulang kali sampai kita mendata semua file yang akan dijadikan dokumen PDF
6)     tekan tombol OK jika semua sudah selesai
7)     Simpanlah dengan nama yang kita kehendaki pada kotak file name
8)     tekan tombol save.
3. Membuat cover e-book
Agar e-book yang kita buat terlihat lebih menarik meski belum dibaca secara keseluruhan, untuk itu perlu dibuat cover yang interaktif. Mampu menarik pembaca untuk penasaran dan tertarik mendalami tulisan didalam e-book secara lebih lanjut. Untuk membuat sampul digital, yang perlu dipersiapkan diantaranya:
1. Adobe Photoshop CS2
2. gambar latar belakang, clipart, font
3. action script untuk membuat cover e-book
Langkah-langkah pembuatan cover e-book, yaitu :
-        Jalankan program Adobe Photoshop
-        Install action script
-        Buka jendela dialog actions (menu window-action)
-        
-       Dari jendela Actions, pilih action script yang bersangkutan.
-       Klik pada step 1 dan klik pada tombol play selection yang ada di bagian bawah jendela dialog action

-        Desain tampilan sampul e-book seperti yang diinginkan dengan memanfaatkan gambar/ font / clipart yang dimiliki

-        Jika sdah puas dengan hasilnya, kembalilah ke jendela dialog actions, klik sekali pada step 2 dan klik pada tombol play selection yang ada dibawah
-        Tunggu beberapa saat hingga desain selesai diproses menjadi sebuah sampul e-book yang menarik


PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi menjadikan berbagai perubahan terjadi di masyarakat, terutama pada pola hidup dalam memanfaatkan informasi. Teknologi informasi menjadikan akses manusia kepada informasi semakin mudah, praktis, efektif serta efisien.
Pola hidup tersebut, salah satunya terlihat pada produk teknologi informasi yang disebut e-book atau buku elektronik. Awalnya Buku ini berbentuk digital yang dapat diakses dengan menggunakan alat khusus. Sehingga manusia tidak perlu repot membawa buku dengan jumlah halaman banyak kemana-mana. Cukup membawa buku portable yang berisikan buku elektronik, manusia dapat membaca buku kesukaannya dengan praktis.  Sekarang, dengan kehadiran jejaring atau dikenal dengan “internet”. Menjadikan akses informasi dapat semakin mudah untuk didapat. Berbagai E-book dapat diakses diinternet dan tidak hanya dapat dibaca melalui alat khusus, namun juga sudah dapat dinikmati melalui telpon seluler maupun tablet dll.
Pembuatan e-book, tak sesulit yang diduga. Pada dasarnya buku ini merupakan format dari buku kebanyakan, hanya cara pemanfaatannya terbilang praktis karena menggunakan format digital. Tahapan yang dilalui berupa persiapan naskah, pendigitalan, pembuatan cover, dan pempublishan. E-book pun dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Mobile Learning (M-Learning)

A.   Pengertian Istilah M-Learning
     Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn [Quinn 2000] sebagai : The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. ELearning independent of location in time or space. Berdasarkan definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal penting yang perlu di perhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan mobile learning.
   Istilah mobile learning (m-Learning) mengacu kepada penggunaan perangkat/divais teknologi informasi (TI) genggam dan bergerak, seperti PDA, telepon genggam, Laptop dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. Mobile Learning (m-Learning) merupakan bagian dari electronic learning (e-Learning) sehingga, dengan sendirinya, juga merupakan bagian dari distance learning (d-Learning)
     Beberapa kemampuan penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran m-Learning adalah adanya kemampuan untuk terkoneksi ke peralatan lain (terutama komputer), kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan komunikasi bilateral antara pengajar dan pembelajar. M-Learning adalah pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan-pun dan dimana-pun. Hal ini akan meningkatkan perhatian pada materi pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi pervasif, dan dapat mendorong motivasi pembelajar kepada pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Selain itu, dibandingkan pembelajaran konvensional, m-Learning memungkinkan adanya lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi secara ad hoc dan berinteraksi secara informal diantara pembelajar.
       Mobile learning merupakan paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Model pembelajaran ini muncul untuk merespon perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi bergerak, yang sangat pesat belakangan ini. Selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, divais komunikasi bergerak adalah salah satu perangkat yang lekat dengan kehidupan sehari-hari aktor pembelajaran seperti pengajar dan siswa. Aplikasi mobile lerning saat ini masih berada dalam tahap pengembangan dan dikaji oleh para pakar.
B. Sejarah dan Perkembangan
     E-Learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:

  1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
  2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
  3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan  lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
  4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
 
 C. Keunggulan dan kekurangan mobile learning.
     Mobile leraning memiliki kenggulan dan kekurangan, diantaranya :
    
      a.Kenggulan mobile leraning.
   Perkembangan teknologi telah menciptakan pengembangan berbagai terobosan dalam pembelajaran. Di tengah perkembangann ini learner (pembelajar) bersinggungan dengan perangkat-perangkat teknologi komunikasi bergerak dan teknologi internet telah menjadi gelombang kecenderungan baru yang memungkinkan pembelajaran secara mobile atau lebih dikenal sebagai mobile learning (m-learning) memanfaatkan divais bergerak, khususnya telepon genggam. Kombinasi teknologi telekomunikasi dan internet memungkinkan pengembangan sistem mobile learning atau m-learning yang pada sisi klien memanfaatkan divais begerak, berinteraksi dengan sisi server, yaitu web server.
       Meskipun saat ini m-learning masih berada pada tahap awal pengembangan serta relatif belum begitu mapan, namun, m-learning diperkirakan akan menjadi cukup pesat dalam jangka waktu dekat. Hal ini didukung oleh beberapa faktor :
  1. Sarana makin banyak, murah dan canggih.
  2. Perkembangan tekhnologi wireless / seluler ( 2G, 2.5G, 3G, 3.5G ).
  3. Tuntutan kebutuhan.
      Sebuah penelitian juga menunjukan bahwa pembelajar cukup nyaman menatap tampilan layar perangkat yang relatif kecil dalam waktu dibawah 5 menit.
Beberapa kelebihan m-Learning dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah:
  1. Dapat digunakan dimana-pun pada waktu kapan-pun,
  2. Kebanyakan divais bergerak memiliki harga yang relatif lebih murah disbanding harga PC desktop,
  3. Ukuran perangkat yang kecil dan ringan daripada PC desktop,
  4. Diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak pembelajar karena m-Learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
     Dalam pembelajaran e-Learning, independensi waktu dan tempat menjadi faktor penting yang sering ditekankan. Namun, dalam e-Learning tradisional kebutuhan minimum tetap sebuah PC yang memiliki konsekuensi bahwa independensi waktu dan tempat tidak sepenuhnya terpenuhi. Independensi ini masih belum dapat dipenuhi dengan penggunaan notebook (komputer portabel), karena independensi waktu dan tempat yang sesungguhnya berarti seseorang dapat belajar dimana-pun kapan-pun dia membutuhkan akses pada materi pembelajaran.
b.Kekurangan mobile learning.
     Mobile learning merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk memperluas akses pendidikan. Namun, belum banyak informasi mengenai pemanfaatan divais bergerak, khususnya telepon seluler, sebagai media pembelajaran. Hal ini patut disayangkan mengingat tingkat kepemilikan dan tingkat pemakaian yang sudah cukup tinggi ini kurang dimanfaatkan untuk diarahkan bagi pendidikan.
         Selain itu, saat ini masih sangat sedikit upaya pengembangan konten-konten pembelajaran berbasis divais bergerak yang dapat diakses secara luas. Kebanyakan konten yang beredar di pasaran masih didominasi konten hiburan yang memiliki aspek pendidikan yang kurang serta kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri yang memiliki latar budaya yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini memunculkan kebutuhan akan adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis divais bergerak yang lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses.
       Faktor yang menjadi keterbatasan pemanfaatan m-learning banyak terkait dengan keterbatasan pada divais. Saat ini kebanyakan divais bergerak memiliki keterbatasan layar tampilan, kapasitas penyimpan dan keterbatasan daya. m-learning juga memiliki lingkungan pembelajaran yang agak berbeda dengan e-learning atau pembelajaran konvensional. Dalam m-learning pembelajar lebih banyak memanfaatkan m-learning pada waktu luang (spare time) atau waktu idle (idle time) sehingga waktu untuk mengakses belajar juga terbatas.
       Kekurangan m-Learning sendiri sebenarnya lambat laun akan dapat teratasi khususnya dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan prosesor pada divais semakin lama semakin baik, sedangkan kapasitas memori, terutama memori eksternal, saat ini semakin besar dan murah. Layar tampilan yang relatif kecil akan dapat teratasi dengan adanya kemampuan device untuk menampilkan tampilan keluaran ke TV maupun ke proyektor.
 
                                             Gambar 1 Tampilan keluaran ke proyektor
      Masalah media input/output yang terbatas (hanya terdiri beberapa tombol) akan teratasi dengan adanya teknologi layar sentuh (touchscreen) maupun virtual keyboard.
                                                         Gambar 2  Virtual Keyboard
      Keterbatasan dalam ketersediaan catu daya akan dapat teratasi dengan pemanfaatan sumber daya alternatif yang praktis, mudah didapat dan mudah dibawa, seperti baterai cair, tenaga gerak manusia, tenaga matahari dan lain-lain.



                                        Gambar 3 proses pengisian daya dengan baterai cair.
D.JENIS KONTEN
     Konten pembelajaran dalam m-Learning memiliki jenis bermacam-macam. Konten sangat terkait dengan kemampuan divais untuk menampilkan atau menjalankannya. Keragaman jenis konten ini mengharuskan pengembang untuk membuat konten-konten yang tepat dan sesuai dengan karakteristik device maupun pengguna. Konten di dalam M-Learning antara lain sebagai berikut:
1.Teks
2.Gambar
3.Audio
4.Video
5.Aplikasi Perangkat Lunak